Rabu, 25 April 2012

EKONOMI PARIWISATA 3


1. Negara Astina
 P = 14.500.000 orang

Number of Tourist (N)
(orang)
Frequency (F)
Trip (T)
(perjalanan)
1.150.000
1 kali
1.150.000
475.000
2 kali
950.000
185.000
3 kali
555.000
Total  (N) =  1.810.000

Total  (T) = 2.655.000







NTP  = 1.810.000 : 14.500.000 x 100% = 12,48%
GTP  = 2.655.000 : 14.500.000 x 100% = 18,31%
TF = GTP : NTP
TF = 18,31 : 12,48 = 1,47 kali


Negara Amarta
P = 9.700.000 orang

Number of Tourist (N)
(orang)
Frequency (F)
Trip (T)
(perjalanan)
675.000
1 kali
675.000
355.000
2 kali
710.000
193.000
3 kali
579.000
Total  (N) =  1.223.000

Total  (T) = 1.964.000







NTP  = 1.223.000 : 9.700.000 x 100% = 12,61%
GTP  = 1.964.000 : 9.700.000 x 100% = 20,25%
TF = GTP : NTP
TF = 20,25 : 12,61 = 1,61 kali

Dari perhitungan diatas bahwa dapat dianalisa yang paling besar kemampuan sebagai negara asal wisatawan adalah Negara Amarta karena  NTP Negara Amarta > dari Negara Astina,GTP Negara Amarta > dari Negara Astina dan TF Negara Amarta > dari Negara Astina.


2. Sebab-sebab yang menghalangi kondisi kecenderungan perjalanan           :
a.                   Kesehatan yang tidak memungkinkan melakukan perjalanan
b.                  Tidak cukup uang
c.                   Terbatasnya waktu
d.                  Terjadi kecelakaan dan musibah; dan lainnya.

Kecenderungan Perjalanan yang Tinggi disebabkan oleh :

a.       Pendapatan penduduk yang besar
b.      Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta, Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll)
c.       Penduduk kota-kota besar
d.      Kelompok usia antara 20-45 tahun
e.       Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak usia sekolah.
f.       Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi
Kecenderungan Perjalanan yang Rendah disebabkan oleh :
a.       Pendapatan penduduk yang kecil
b.      Pekerjaan penduduk seperti Petani, Buruh dan Pensiunan
c.       Anak-anak kecil dan orang-orang diatas 75 tahun.
d.      Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang
e.       Anggota keluarga besar (>5 orang)


3.   Contoh dari produk jasa kepariwisataan yang berada pada kondisi elastis, elastisitas murni dan tidak elastis:

      Kondisi Elastis:

Seorang wisatawan yang melakukan perjalanan wisata yang ditanggung oleh perusahaan orang tersebut bekerja. Seseorang yang melakukan perjalanan tersebut tidak perlu mengelurakan biaya karena semua biaya sudah ditanggung perusahaan karena incentive berupa liburan ke suatu temapat atau bisa dikatakan reward karena pekerjaan yang dilakukan lebih dari bagus.

Kondisi Elastisitas murni  :

Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak
Kenaikan harga bahan bakar minyak dapat mempengaruhi harga produk di dalam bidang jasa pariwisata. Karena semua yang menggunakan sebuah transportasi akan terkena dampak akan kenaikan bahan bakar yang digunakan transportasi, maka yang terjadi adalah permintaan akan turun atau tetap karena memang kebutuhan tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan pariwisata..

Kondisi Tidak elastis  :

Seorang wisatawan yang sudah menyisakan sebagian dari penghasilannya dan merencanakan perjalanan ke suatu tempat dengan biaya sendiri yang sudah diatur untuk melakukan perjalanan tersebut. Pada dasarnya seseorang yang melakukan perjalanan dengan biaya sendiri hanya memesan tiket dan hotel, ketika seorang wisatawan tersebut tentang perubahan harga produk pariwisata ditempat tujuan maka perjalanan tersebut akan banyak mengalami perubahn tempat menginap, tempat makan, dan sebagainya. Maka ketika sebuah harga produk pariwisata naik maka maka perjalanan yang dilakukan akan sangat tergantung pada keuangan dan menyebabkan rencana berubah sehingga mengurangi lamanya tinggal di tempat yg dikunjungi.




Selasa, 10 April 2012

EKONOMI PARIWISATA


  NERACA PEMBAYARAN

1.       Komponen – komponen Neraca Pembayaran
a.       Neraca perdagangan. Digunakan untuk mencatat nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode atau disebut juga neraca barang. Ekspor barang dicatat dalam transaksi kredit sedangkan impor barang dicatat dalam transaksi debit. Apabila ekspor melebihi impor, negara tersebut mempunyai surplus neraca perdagangan atau mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. Sebaliknya, jika impor melebihi ekspor, negara tersebut mempunyai defisit neraca perdagangan
b.      Neraca jasa. Merupakan kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara untuk luar negeri serta yang diterimanya dari luar negeri. Nilai kegiatan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, perantara perdagangan, perbankan, dan pariwisata.
c.       Neraca modal. Neraca modal merupakan neraca yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pembayaran, seperti bunga, dividen, upah tenaga kerja asing, serta hadiah (grants).
d.      Neraca penyeimbang. Merupakan rekening penyeimbang atas transaksi berjalan yang mengalami surplus maupun defisit. Dengan adanya rekening penyeimbang ini, jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari neraca pembayaran akan sama.

2.       Akibat – akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap neraca pembayaran suatu negara :
a.       Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara.
b.      Pariwisata menurunkan defisit yang dialami negara.
c.       Pariwisata menurunkan surplus pembayaran negara.
d.      Pariwisata menambah defisit yang dialami negara.

3.    Apa saran anda mengenai tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi defisit Neraca Wisatawan ? 
    Sebaikanya Pemerintah membantu memperbaiki objek-objek wisata yang rusak di Indonesia dan juga memperbaiki sistem promosi dengan cara membuat menarik dan efisien sistem promosi tersebut. Tidak ahanya dari pemerintah saja, peranan masyarakat juga dibutuhkan disini, karena banyak masyarakat yang tidak peduli akan lingkungannya sehingga membuat objek – objek wisata menjadi rusak dan kotor.





Berikut adalah hal yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara  serta  dari sektor lain menurut pintu masuk di tahun 2011 – 2012 berdasarkan bagan diatas    :
a.       Tingat Wisman di musim panas tepatnya bulan Juni dan Juli cenderung lebih tinggi
b.      Wisatawan yang cenderung lebih memilih perjalanan Backpacker untuk mengatasi biaya perjalanan yang mahal.
c.       Objek wisata yang kotor sehingga membuat wisatawan memperpendek masa tinggal.
d.      Lingkungan yang tidak dijaga dan objek wisata yang tidak terawat oleh masyarakat.
e.      Kurangnya perhatian pemerintah terhadap objek-objek wisata yang rusak.

Jumat, 06 April 2012

4th INDOGREEN FORESTRY EXPO 2012





Narasumber            : DYAN SYAH
                                      Project Manager

Penyelenggara      : PT. Wahyu Promocitra
                                     JL. A No.1, Rawabambu I, Pasar Minggu
                                     Telephone  : +(62)-(21)-7892938
                                     Fax             : +(62)-(21)-7890647

        Lebih dari 10 tahun pengalaman bergerak di bisnis pameran pengorganisasian dan konferensi di dalam negeri dan luar negeri, PT. Wahyu Promocitra adalah salah satu Eevent Organizer/ penyelenggara pameran dan penyelenggara konferensi yang bonafit di Indonesia. Portofolio saat ini terdiri dari lebih dari 15 pameran tahunan dan konferensi - dalam industri Pertanian dan Makanan, Travel & Pariwisata, Perikanan, Kehutanan, Investasi Bisnis, Pendidikan, dan Kimia & Petrokimia. Bekerja sama dengan mitranya dari Lembaga Pemerintah, Organisasi Perdagangan, Kamar Dagang, dan Perwakilan Luar Negeri.


      Dalam acara Exhibitions di Jakarta Convention Center PT. Wahyu Promocitra sebagai event organizer bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan penyelenggaraan pameran berjudul “The 4th Indogreen Forestry Expo 2012” yang merupakan agenda tahunan Kementerian Kehutanan ke – 4 yang bertema “Green Growth Economy Toward 2020” berlangsung pada tanggal 5-8 April 2012 di Assembly Hall.

Perencanaan Pameran
IndoGreen Forestry Expo 2012 direncanakan 6 bulan yang lalu oleh  PT. Wahyu Promocitra sebagai ketua penyelenggara  event tersebut. Dalam tahun ini PT. Wahyu Promocitra menyelenggarakan 4 event besar salah satunya  IndoGreen Expo 2012 dengan peserta 125 orang yang terdiri dari Kementrian Kehutanan, Pemerintah Daerah, BUMN sector kehutanan, Perusahaan kehutanan, Pertambangan,  Oli dan Gas. Selain itu terdapat acara pendukung dalam bentuk presentasi Bisnis, Talkshow, Business Meeting, lomba menggambar tingkat TK dan SD serta fun bike.

Ide
Adanya Peluang yang bagus, dan EO mencari peluang apa yang sedang happening yang bagus untuk dibuatkan event atau pameran. Responsibility, bagaimana pertanggungjawabannya atas apa yang di rencanakan.

Judul :
Tidak membuat judul karena pameran ini merupakan agenda tahunan Kementerian Kehutanan yang sebelumnya pernah diselenggarakan oleh Wahyu Promocitra, dengan tema yang berbeda.

Tema :
“Green Growth Economy Towards 2020” pengambilan tema yang sesuai dengan komitmen presiden untuk menurunkan efek rumah kaca dengan upaya sendiri atau dengan dukungan Internasinal serta upaya pertumbuhan ekonomi.

Tujuan :
Pameran 4th Indogreen Forestry Expo 2012  adalah forum tentang pelestarian dan pemanfaatan hutan,  Produk, Jasa dan Teknologi Kehutanan di Indonesia yang ke-4 kalinya pada tanggal 5-8 April 2012 di JCC. Dalam event ke-4 ini Indogreen Forestry Expo mengusung tema “Green Growth Economy Towards 2020” yang tujuannya adalah mengkampanyekan dan menyebarluaskan informasi penyelamatan hutan, meningkatkan kesadaran masyarakat akan fungsi hutan sebagai paru-paru dunia serta menumbuhkan gerakan untuk menanam dan memelihara pohon. Selain kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, ditampilkan berbagai potensi yang sangat besar dari sector kehutanan seperti potensi hutan industri, geothermal, microhydro, gaharu, biofarmaka, madu, dll. Yang saat ini banyak dikembangkan warga sekitar hutan.

Tempat         : Jakarta Convention Center, Assembly Hall. Tanggal 5-8 April 2012.
Sponsor         : Pihak sponsor yang mau bekerjasama hanya 5% saja dari target  sponsorship  yang   dilayangkan ke pihak sponsor.
Panitia          : Terdiri dari 20 panitia inti dan selebihnya di bantu oleh pihak kontraktor.
Peserta          : Peserta yang mengikuti pameran ada 125 peserta yang terdiri dari  Kementerian Kehutanan, Pemerintah daerah, BUMN sector kehutanan, Perusahaan Kehutanan, pertambangan, Oil dan Gas. 
Pengunjung  : Dari semua kalangan dengan mengundang Sahabat Alam untuk berpartisipasi dalam event tersebut sekaligus sebagai peserta talk show.
Dana                : Dana di dapat dari sponsor sebanyak 2 milyar rupiah.
Media Promosi : Tidak hanya melalui media cetak tapi juga media elektronik.