Senin, 28 Mei 2012

EKONOMI PARIWISATA 5


CLUB MEDITERANIAN, MANFAAT EKONOMI BAGI NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG


Apakah manfaat yang ditimbulkan dari Club Med terhadap :
a.       Manfaat Negara maju dan Negara berkembang?
Manfaat yang ditimbulkan terhadap Negara maju ialah sangat membantu perekonomian disuatu Negara menjadi lebih baik, membantu masyarakat setempat dalam meningkatakan kesejahteraan hidup  disamping itu dengan adanya club med di Negara maju dan berkembang memberikan manfaat yang besar  pada penjualan, keuntungan, pendapatan pajak dan penghasilan dalam suatu daerah.  Masayarakat di Negara maju dan berkembang juga dapat merasakan kedekatan yang positif  dengan adanya Club med di Negara mereka karena Club Med sendiri juga mendukung hubungan yang kuat antara desa-desa dan tamu mereka. Sudah pasti Negara maju dan berkembang akan merasa sangat terbantu dengan adanya Club Med karena pemerintah Negara Mexico sendiri membantu sebagian pendanaan pengembangan Club Med berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Club Med sebagai pemimpin dalam pembangunan dan pengembangan Club Med, lebih daripada pihak pemerintah.Club Med juga menetapkan aturan-aturan, metode, standard-standar, produk serta mengendalikan pemasaran dan harga.

b.      Masalah ekonomi Negara dengan perekonomian sedang maju dan berkembang :       
Masalah ekonomi yang ditimbulkan dengan berdirinya Club Med di Negara maju secara ekonomi apabila Club Med sedang mengalami krisis penurunan pelanggan yang besar atau kalah dalam bersaing bagi Negara maju mungkin tidak terlalu besar dampak yang dirasakan karena penerapan  system ekonomi Negara maju yang sudah baik sehingga hanay melemah dan tidak menggoyahkan ekonomi Negara maju seperti Amerika dan Italia.
Sedangkan masalah ekonomi yang ditimbulkan dengan berdirinya Club Med justru sangat membuat perekonomian Negara berkembang menjadi kuat disaat Club Med sedang meraup keuntungan besar dari banyaknya pelanggan yang dating. Tetapi justru ekonomi Negara berkembang akan sangat melemh dan mungkin saja terjadi krisis dikala Club Med sedang krisis akaibat kalah bersaing dan pelanggan menurun.

Jumat, 18 Mei 2012

EKONOMI PARIWISATA 4


KERANGKA KERJA PENELITIAN PENERIMAAN DEVISA SEKTOR PARIWISATA DI PROVINSI DKI JAKARTA

A.     Sumber Informasi
Dalam melakukan penelitian ini saya mencari data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, dengan mengetahui tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestic yang melakukan kegiatan pariwisata di Provinsi DKI Jakarta.

B.     Metode dalam melaksanakan penelitian ini dengan melakukan perkiraan dengan megolah data statistic yang telah diterima dari BPS DKI Jakarta tingkat perekonomian kelompok yang melakukan perjalanan wisata. Misalnya karyawan biasa, pensiunan, public figure, pengusaha, dll. Kemudian dengan mempertimbangkan factor kebangsaan dari wisatawan yang datang.

C.     Hal-hal yang diketahui dalam memperkirakan penerimaan devisa
1.       Jumlah wisatawan
 Wisatawan yang diketahui yaitu wisatawan asing dan wisatawan domestic.
2.      Rata-rata pengeluaran wisatawan per hari
Mengetahui dan membedakan rata – rata pengeluaran wisatawan asing dan domestik per harinya.
3.      Rata – rata lama tinggal wisatawan
Meneliti dan membedakan rata – rata lama tinggal seorang wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah maupun Negara.
4.      Pendapatan Regional
Meneliti dan mengetahui berapa pendapatan regional Provinsi DKI Jakarta dalam tahun yang ditentukan.
5.      Nilai Tambah
Meneliti  besarnya penambahan nilai suatu produk atau jasa karena mempergunakan bahan baku berbentuk barang atau jasa yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

D.     Intensitas Pariwisata
Intensitas kepariwisataan disebut juga Tourism Intensity adalah besarnya kepadatan wisatawan per malam wisatanya dibanding jumlah penduduk yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta. Berikut ini adalah cara/rumus untuk menghitungnya :
TI
=
Dn + Fn x 100%
         P

Keterangan
:
TI
=
Tourism Intensity 


Dn
=
Domestic Nights (Malam wisatawan nusantara)


Fn
=
Foreign Nights (Malam wisatawan mancanegara)


2.      Propinsi Kopo memiliki jumlah penduduk 8.310.000 jiwa. Pada tahun 1993, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi provinsi ini tercatat sebanyak 678.542 orang. Sedangkan wisatawan nusantara yang datang melakukan kegiatan wisata di kawasan ini berjumlah 1.134.860 orang wisatawan. Menurut kantor pariwisata Kopo kecenderungan kegiatan pariwisata di daerah ini adalah sebagai berikut :

a.       Pengeluaran rata-rata wisatawan mancanegara per hari adalah 75 US$, sedang wisatawan   nusantara memiliki pengeluaran rata-rata per harinya sebesar  Rp.25.000
b.      Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara 10 hari sedangkan wisatawan nusantara 5 hari.
c.       Nilai tambah Provinsi Kopo diketahui besarnya 45%
d.      Pendapatan regional provinsi ini diketahui sebesar Rp.1.625.000.000.000,00
e.       Pada tahun 1993 1 US $ sebanding dengan Rp.2.500,-
                                                                      

1.      Menghitung dan memberikan analisis atas intensitas pariwisata provinsi Kopo.
Jawab :
TI
=
((Nf x Lf) + (Nd x Ld)) x 100%
                     P



                    TI  = ((678.542 x 10)+(1.134.860x5)) x100%
                        8.310.000

                         = (12.459.720 : 8.310.000) x100%
                         = 149.93 = 150 %

2.      Menghitug besarnya pendapatan yang diperoleh dari kegiatan sektor pariwisata di provinsi  Kopo.
Y
=
(Nd x Ld x ed)
+
(Nf x Lf x ef)

                      =   ( 1.134.860 x 5 x 25.000 ) + ( 678.542 x 10 x 187.500 )
                      =  141.857.500.000  +  1.272.266.250.000
                      = Rp 1.414.123.750.000

3.      Menghitung besarnya sumbangan yang diberikan oleh sektor pariwisata terhadap pendapatan regional provinsi ini.
CT
=
Y x Va x 100%
         NY

             =  ( 1.414.123.750.000 x 45 %) : 1.625.000.000.000 x 100%                                                
             = 39 %

4.      Buatkan analisis mengenai kondisi kegaitan pariwisata di provinsi Kopo ditinjau dari sumbangan kegiatan sektor pariwisata.
             Jawab :
Sumbangan sector pariwisata yang diberikan  pada tahun 1993 di Provinsi Kopo sebesar 39 % dari Rp. 1.625.000.000.000 atau dengan nilai sebesar Rp. 633.750.000.000,-. Dari sumbangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sector pariwisata di Provinsi Kopo dapat menjadi penyumbang pendapatan regional terbesar dan mungkin akan semakin besar pada tahun – tahu n yang akan dating.

Rabu, 25 April 2012

EKONOMI PARIWISATA 3


1. Negara Astina
 P = 14.500.000 orang

Number of Tourist (N)
(orang)
Frequency (F)
Trip (T)
(perjalanan)
1.150.000
1 kali
1.150.000
475.000
2 kali
950.000
185.000
3 kali
555.000
Total  (N) =  1.810.000

Total  (T) = 2.655.000







NTP  = 1.810.000 : 14.500.000 x 100% = 12,48%
GTP  = 2.655.000 : 14.500.000 x 100% = 18,31%
TF = GTP : NTP
TF = 18,31 : 12,48 = 1,47 kali


Negara Amarta
P = 9.700.000 orang

Number of Tourist (N)
(orang)
Frequency (F)
Trip (T)
(perjalanan)
675.000
1 kali
675.000
355.000
2 kali
710.000
193.000
3 kali
579.000
Total  (N) =  1.223.000

Total  (T) = 1.964.000







NTP  = 1.223.000 : 9.700.000 x 100% = 12,61%
GTP  = 1.964.000 : 9.700.000 x 100% = 20,25%
TF = GTP : NTP
TF = 20,25 : 12,61 = 1,61 kali

Dari perhitungan diatas bahwa dapat dianalisa yang paling besar kemampuan sebagai negara asal wisatawan adalah Negara Amarta karena  NTP Negara Amarta > dari Negara Astina,GTP Negara Amarta > dari Negara Astina dan TF Negara Amarta > dari Negara Astina.


2. Sebab-sebab yang menghalangi kondisi kecenderungan perjalanan           :
a.                   Kesehatan yang tidak memungkinkan melakukan perjalanan
b.                  Tidak cukup uang
c.                   Terbatasnya waktu
d.                  Terjadi kecelakaan dan musibah; dan lainnya.

Kecenderungan Perjalanan yang Tinggi disebabkan oleh :

a.       Pendapatan penduduk yang besar
b.      Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta, Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll)
c.       Penduduk kota-kota besar
d.      Kelompok usia antara 20-45 tahun
e.       Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak usia sekolah.
f.       Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi
Kecenderungan Perjalanan yang Rendah disebabkan oleh :
a.       Pendapatan penduduk yang kecil
b.      Pekerjaan penduduk seperti Petani, Buruh dan Pensiunan
c.       Anak-anak kecil dan orang-orang diatas 75 tahun.
d.      Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang
e.       Anggota keluarga besar (>5 orang)


3.   Contoh dari produk jasa kepariwisataan yang berada pada kondisi elastis, elastisitas murni dan tidak elastis:

      Kondisi Elastis:

Seorang wisatawan yang melakukan perjalanan wisata yang ditanggung oleh perusahaan orang tersebut bekerja. Seseorang yang melakukan perjalanan tersebut tidak perlu mengelurakan biaya karena semua biaya sudah ditanggung perusahaan karena incentive berupa liburan ke suatu temapat atau bisa dikatakan reward karena pekerjaan yang dilakukan lebih dari bagus.

Kondisi Elastisitas murni  :

Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak
Kenaikan harga bahan bakar minyak dapat mempengaruhi harga produk di dalam bidang jasa pariwisata. Karena semua yang menggunakan sebuah transportasi akan terkena dampak akan kenaikan bahan bakar yang digunakan transportasi, maka yang terjadi adalah permintaan akan turun atau tetap karena memang kebutuhan tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan pariwisata..

Kondisi Tidak elastis  :

Seorang wisatawan yang sudah menyisakan sebagian dari penghasilannya dan merencanakan perjalanan ke suatu tempat dengan biaya sendiri yang sudah diatur untuk melakukan perjalanan tersebut. Pada dasarnya seseorang yang melakukan perjalanan dengan biaya sendiri hanya memesan tiket dan hotel, ketika seorang wisatawan tersebut tentang perubahan harga produk pariwisata ditempat tujuan maka perjalanan tersebut akan banyak mengalami perubahn tempat menginap, tempat makan, dan sebagainya. Maka ketika sebuah harga produk pariwisata naik maka maka perjalanan yang dilakukan akan sangat tergantung pada keuangan dan menyebabkan rencana berubah sehingga mengurangi lamanya tinggal di tempat yg dikunjungi.




Selasa, 10 April 2012

EKONOMI PARIWISATA


  NERACA PEMBAYARAN

1.       Komponen – komponen Neraca Pembayaran
a.       Neraca perdagangan. Digunakan untuk mencatat nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode atau disebut juga neraca barang. Ekspor barang dicatat dalam transaksi kredit sedangkan impor barang dicatat dalam transaksi debit. Apabila ekspor melebihi impor, negara tersebut mempunyai surplus neraca perdagangan atau mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. Sebaliknya, jika impor melebihi ekspor, negara tersebut mempunyai defisit neraca perdagangan
b.      Neraca jasa. Merupakan kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara untuk luar negeri serta yang diterimanya dari luar negeri. Nilai kegiatan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, perantara perdagangan, perbankan, dan pariwisata.
c.       Neraca modal. Neraca modal merupakan neraca yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pembayaran, seperti bunga, dividen, upah tenaga kerja asing, serta hadiah (grants).
d.      Neraca penyeimbang. Merupakan rekening penyeimbang atas transaksi berjalan yang mengalami surplus maupun defisit. Dengan adanya rekening penyeimbang ini, jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari neraca pembayaran akan sama.

2.       Akibat – akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap neraca pembayaran suatu negara :
a.       Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara.
b.      Pariwisata menurunkan defisit yang dialami negara.
c.       Pariwisata menurunkan surplus pembayaran negara.
d.      Pariwisata menambah defisit yang dialami negara.

3.    Apa saran anda mengenai tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi defisit Neraca Wisatawan ? 
    Sebaikanya Pemerintah membantu memperbaiki objek-objek wisata yang rusak di Indonesia dan juga memperbaiki sistem promosi dengan cara membuat menarik dan efisien sistem promosi tersebut. Tidak ahanya dari pemerintah saja, peranan masyarakat juga dibutuhkan disini, karena banyak masyarakat yang tidak peduli akan lingkungannya sehingga membuat objek – objek wisata menjadi rusak dan kotor.





Berikut adalah hal yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara  serta  dari sektor lain menurut pintu masuk di tahun 2011 – 2012 berdasarkan bagan diatas    :
a.       Tingat Wisman di musim panas tepatnya bulan Juni dan Juli cenderung lebih tinggi
b.      Wisatawan yang cenderung lebih memilih perjalanan Backpacker untuk mengatasi biaya perjalanan yang mahal.
c.       Objek wisata yang kotor sehingga membuat wisatawan memperpendek masa tinggal.
d.      Lingkungan yang tidak dijaga dan objek wisata yang tidak terawat oleh masyarakat.
e.      Kurangnya perhatian pemerintah terhadap objek-objek wisata yang rusak.

Jumat, 06 April 2012

4th INDOGREEN FORESTRY EXPO 2012





Narasumber            : DYAN SYAH
                                      Project Manager

Penyelenggara      : PT. Wahyu Promocitra
                                     JL. A No.1, Rawabambu I, Pasar Minggu
                                     Telephone  : +(62)-(21)-7892938
                                     Fax             : +(62)-(21)-7890647

        Lebih dari 10 tahun pengalaman bergerak di bisnis pameran pengorganisasian dan konferensi di dalam negeri dan luar negeri, PT. Wahyu Promocitra adalah salah satu Eevent Organizer/ penyelenggara pameran dan penyelenggara konferensi yang bonafit di Indonesia. Portofolio saat ini terdiri dari lebih dari 15 pameran tahunan dan konferensi - dalam industri Pertanian dan Makanan, Travel & Pariwisata, Perikanan, Kehutanan, Investasi Bisnis, Pendidikan, dan Kimia & Petrokimia. Bekerja sama dengan mitranya dari Lembaga Pemerintah, Organisasi Perdagangan, Kamar Dagang, dan Perwakilan Luar Negeri.


      Dalam acara Exhibitions di Jakarta Convention Center PT. Wahyu Promocitra sebagai event organizer bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan penyelenggaraan pameran berjudul “The 4th Indogreen Forestry Expo 2012” yang merupakan agenda tahunan Kementerian Kehutanan ke – 4 yang bertema “Green Growth Economy Toward 2020” berlangsung pada tanggal 5-8 April 2012 di Assembly Hall.

Perencanaan Pameran
IndoGreen Forestry Expo 2012 direncanakan 6 bulan yang lalu oleh  PT. Wahyu Promocitra sebagai ketua penyelenggara  event tersebut. Dalam tahun ini PT. Wahyu Promocitra menyelenggarakan 4 event besar salah satunya  IndoGreen Expo 2012 dengan peserta 125 orang yang terdiri dari Kementrian Kehutanan, Pemerintah Daerah, BUMN sector kehutanan, Perusahaan kehutanan, Pertambangan,  Oli dan Gas. Selain itu terdapat acara pendukung dalam bentuk presentasi Bisnis, Talkshow, Business Meeting, lomba menggambar tingkat TK dan SD serta fun bike.

Ide
Adanya Peluang yang bagus, dan EO mencari peluang apa yang sedang happening yang bagus untuk dibuatkan event atau pameran. Responsibility, bagaimana pertanggungjawabannya atas apa yang di rencanakan.

Judul :
Tidak membuat judul karena pameran ini merupakan agenda tahunan Kementerian Kehutanan yang sebelumnya pernah diselenggarakan oleh Wahyu Promocitra, dengan tema yang berbeda.

Tema :
“Green Growth Economy Towards 2020” pengambilan tema yang sesuai dengan komitmen presiden untuk menurunkan efek rumah kaca dengan upaya sendiri atau dengan dukungan Internasinal serta upaya pertumbuhan ekonomi.

Tujuan :
Pameran 4th Indogreen Forestry Expo 2012  adalah forum tentang pelestarian dan pemanfaatan hutan,  Produk, Jasa dan Teknologi Kehutanan di Indonesia yang ke-4 kalinya pada tanggal 5-8 April 2012 di JCC. Dalam event ke-4 ini Indogreen Forestry Expo mengusung tema “Green Growth Economy Towards 2020” yang tujuannya adalah mengkampanyekan dan menyebarluaskan informasi penyelamatan hutan, meningkatkan kesadaran masyarakat akan fungsi hutan sebagai paru-paru dunia serta menumbuhkan gerakan untuk menanam dan memelihara pohon. Selain kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, ditampilkan berbagai potensi yang sangat besar dari sector kehutanan seperti potensi hutan industri, geothermal, microhydro, gaharu, biofarmaka, madu, dll. Yang saat ini banyak dikembangkan warga sekitar hutan.

Tempat         : Jakarta Convention Center, Assembly Hall. Tanggal 5-8 April 2012.
Sponsor         : Pihak sponsor yang mau bekerjasama hanya 5% saja dari target  sponsorship  yang   dilayangkan ke pihak sponsor.
Panitia          : Terdiri dari 20 panitia inti dan selebihnya di bantu oleh pihak kontraktor.
Peserta          : Peserta yang mengikuti pameran ada 125 peserta yang terdiri dari  Kementerian Kehutanan, Pemerintah daerah, BUMN sector kehutanan, Perusahaan Kehutanan, pertambangan, Oil dan Gas. 
Pengunjung  : Dari semua kalangan dengan mengundang Sahabat Alam untuk berpartisipasi dalam event tersebut sekaligus sebagai peserta talk show.
Dana                : Dana di dapat dari sponsor sebanyak 2 milyar rupiah.
Media Promosi : Tidak hanya melalui media cetak tapi juga media elektronik.